Miskomunikasi Antar Operator,Flyover Ambruk Menelan Korban
Namun saat balok girder diluncurkan diduga operator abutment jembatan 1 dan 2 mengalami miskomunikasi sehingga balok tersebut terangkat cukup tinggi sehingga crane pun terguling yang menyebabkan balok girder jatuh.
“Balok girder ini terangkat lebih tinggi dan dan mempengaruhi pada erector launcher tidak seimbang dan terguling ke kanan menimpa kereta yang sedang melintas,” jelasnya.
Ia mengatakan pihaknya telah mengevakuasi dengan mengangkat girder jalan layang yang ambruk agar lalu lintas kereta dan jalan dapat kembali normal.
“Untuk kereta yang di lokasi tersebut pukul 14.40 WIB sudah bisa ditarik dan mobil sudah bisa lewat, sekarang sudah dinormalkan, lalu lintas dua arah,” kata Surya.
Sementara itu Penjabat (Pj) Bupati Muara Enim Ahmad Rizali mengatakan total korban dalam kejadian itu sebanyak sembilan orang. Kedua korban yang meninggal merupakan pekerja dari proyek tersebut yang sedang berada di lokasi itu.
“Ada dua orang yang meninggal atas nama Edi Saputra warga Desa Pegayut, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumsel, dan Weston warga Makassar, Sulawesi Selatan, yang meninggal pukul 13.25 WIB. Jenazah Weston rencananya akan dibawa ke Makassar,” jelasnya.
Ia menjelaskan korban luka-luka saat ini tengah dirawat di RS AR Bunda Prabumulih yaitu Mufaridin (37) yang diketahui tinggal di Mess Bantaian, Tegar (23) dan Edi (21) warga Lampung, serta Budi (51) dan M Hidayat (51) asal Palembang.
Kemudian dua korban yang luka lainnya atas nama Wahyudi (26) dan M Fadil (34) masih dalam perawatan di IGD RS Rabain Muara Enim. “Untuk lima korban luka dirujuk ke RS AR Bunda Prabumulih. Sedangkan, empat korban lainnya termasuk yang meninggal dibawa ke RS Rabain Muara Enim,” jelas Rizali.